Jumat, 28 Desember 2012


DOA ORANG TERCINTA


Selagi kecil saya tak pernah mengerti ketika Ibu atau Ayah mendekapku penuh haru setiap kali usai saya membaca doa untuk mereka, "Ya Allah ampunilah dosaku, dan dosa kedua orang tuaku. Dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil". Bisa saya saksikan air mata yang keluar dari bening mata kedua orang tua setiap kali selesai sholat berjamaah saya dan adik-adik membaca doa itu bersama-sama. Bahkan hingga usia remaja pun saya belum mampu memahaminya.

Baru setelah anak saya berusia dua setengah tahun dan mulai rajin sholat berjamaah, sesudahnya suara-suara mungil kakak beradik itu pun mengalirkan kalimat doa yang sama yang pernah membuat orang tua saya begitu terharu. Saya dekap mereka dengan pelukan terhangat, tak terasa air mata tumpah dengan seulas senyum syukur yang tak terlukiskan.

Meski belum fasih benar mereka melafazkannya, mendengarkan kalimat itu meluncur dari mulut mungil anak-anak itu sudah membuat saya merasa teramat bahagia. Bayangkan, apalagi yang membuat Anda bahagia sebagai orang tua jika setiap hari aktivitas Anda di luar rumah senantiasa diiringi doa tulus yang luar biasa dari orang-orang tercinta, isteri dan anak-anak, "... dan sayangilah mereka seperti mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil", bisa Anda bayangkan betapa bahagianya Anda jika setiap doa itu didengar oleh Allah?

Bisa jadi karena doa itulah hari ini saya tak mengalami kecelakaan di bis kota. Kekuatan doa itu pula yang menghindarkan saya dari aksi kejahatan orang-orang tak bertanggungjawab di jalan. Maha Suci Allah yang menjaga saya berkat doa orang-orang tercinta itu, sehingga saya mata, mulut, telinga, tangan, kaki dan hati ini pun senantiasa terjaga dari maksiat. Bukankah karena Allah sayang kepada saya? dan jika bukan karena doa saya selepas subuh tadi, atau di sepertiga malam tadi, pastilah karena doa isteri dan anak-anak saya sehingga Allah berkenan menjaga hamba-Nya yang lemah ini.

Adalah kebahagiaan memiliki buah hati, pencerah mata dan pengukir senyum yang hadir di tengah-tengah sebuah keluarga. Dan adakah kebahagiaan yang melebihi dari memiliki pencerah mata yang shalih dan shalihah?

Kini, saya semakin bisa merasai haru dan bangga yang selama ini selalu menimbulkan pertanyaan di benak saya semenjak kecil. Haru yang sama, bangga yang sama, gemuruh hati yang sama yang kini bisa saya rasakan setiap kali mendengar kalimat doa penuh cinta dari mulut mungil anak-anak saya. Saya yakin, begitu juga Anda. Semoga.