KURVA IS DAN KURVA LM
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi
Di
susun oleh:
Kelompok
4
Roni Fardiansyah 121660134
Dadan Diki 121660142
Imas Alawiyah 121660165
Lina Herlinayati 121660165
Rika Dwi Ecaesar 121660190
Rini Nuraeni 121660191
Kokom Komariah 101660228
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI KOTA SUKABUMI)
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Makalah ini berisikan tentang Penjelasan dan
penggunaan Kurva IS dan Kurva LM yang di dalamnya di bahas mengenai: persoalan
Permintaan Total dan Penawaran Total, ketercapaian pendapat keseimbangan, suku
bunga dan investasi, Kurva IS, keseimbangan sector moneter, Kurva LM, Hubungan
antara slope permintaan akan uang dan slope kurva LM, keseimbangan secara
menyeluruh, pergeseran kurva IS dan LM, kurva Phillips, Stagflasi, dan fiscal.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rosmala Dewi,
M.M.PD selaku dosen mata kuliah Ilmu Pengantar Ekonomi yang telah memberi
kesempatan dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan
makalah ini. Sehingga kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan
selama kami membuat dan menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kepada seluruh
rekan kami yang membantu penyelesaian makalah ini baik berupa bantuan moril
maupun materil.
Setelah itu kami berharap semoga makalah ini berguna bagi
pembaca meskipun terdapat banyak kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir kata kami
meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika
terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak
berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi, karena hingga saat ini kami masih
dalam proses belajar. Oleh karena itu kami memohon kritik dan sarannya demi kemajauan
bersama.
Sukabumi, November 2012
Penyusun
a.n.
kelompok 4
Roni Fardiansyah, S.Pd.I
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………… 1
Daftar
isi ………………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang Masalah …………………………………………………. 3
b. Maksud
dan Tujuan ………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
a. Permintaan
Total (Aggregate Demand) dan Penawaran Total
(Aggregate Supply)
……………………………………………………….. 6
b. Pendapatan
Keseimbangan (Equilibrum Income)……………………… 7
c. Pengertian
suku bunga …………………………………………………… 8
d. Pengertian
investasi ………………………………………………………. 10
e. Persoalan
Suku Bunga dan Investasi …………………………………… 11
f. Pengertian
Kurve IS dan Kurve LM ……………………………………… 13
g. Kurva
IS ……………………………………………………………………. 14
h. Keseimbangan
sector moneter ………………………………………….. 15
i. Kurva
LM …………………………………………………………………… 17
j. Hubungan
permintaan uang dan kurve LM …………………………….. 19
k. Rangkuman
Kurve IS dan Kurve LM ……………………………………. 19
l. Keseimbangan
secara menyeluruh (overall Equilibrum) ……………… 20
m. Pergeseran
pada kurve IS ………………………………………………… 21
n. Pergeseran
pada kurve LM ……………………………………………….. 22
o. Kurve
Philips ……………………………………………………………….. 23
p. Pengertian
stagflasi kebijaksanaan-kebijaksanaan alternative……….. 24
q. Fiskal
dan Moneter ………………………………………………………… 32
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
…………………………………………………………………. 34
b. Saran-saran
………………………………………………………………… 35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang Masalah
Kegiatan konsumsi pada pokoknya dideterminasi
(ditetapkan) oleh pendapatan. Ketika pendapatan bertambah maka konsumsi akan
ikut bertambah sehingga Permintaan Total (Aggregate Demand) dapat diperoleh.
Sedangkan penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang bersedia ditawarkan
pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Jika harga naik,
jumlah barang yang ditawarkan bertambah. Begitu juga ketika harga turun, maka
jumlah barang yang ditawarkan juga turun atau semakin sedikit.
Gambaran tentang permintaan total dan penawaran total
berdampak terhadap keseimbangan, baik itu penggambaran kurva IS, LM, Phillips
dan lainnya.
Suku bunga
merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara
cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan
masyarakat keseharian dan mempunya dampak penting terhadap kesehatan
perekonomian.Ia mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam
mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening
tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau
pimpinan perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau
perluasan kapasitas.
Jadi dapat kita
ketahui bersama ketika
suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan uang mereka di bank
karena ia akan mendapat bunga yang tinggi. Sebaliknya jika
suku bunga rendah masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan
uangnya di bank dan akan menarik dana mereka yang ada di bank. Dalam hal ini
ternyata tingkat suku bunga sangat mempunyai pengaruh penting terhadap minat
masyarakat terhadap dunia perbankan.
Hal ini berpengaruh juga terhadap investasi yang akan ditanamkan pada sebuah
sector usaha.
b.
Maksud
dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
mengetahui:
1. Permintaan
Total (Aggregate Demand) dan Penawaran Total (Aggregate Supply)
2. Pendapatan
Keseimbangan (Equilibrum Income)
3. Pengertian
suku bunga
4. Pengertian
investasi
5. Pengertian
Kurve IS dan Kurve LM
6. Keseimbangan
sector moneter
7. Hubungan
permintaan uang dan kurve LM
8. Rangkuman
Kurve IS dan Kurve LM
9. Keseimbangan
secara menyeluruh (overall Equilibrum)
10. Pergeseran
pada kurve IS
11. Pergeseran
pada kurve LM
12. Kurve
Philips
13. Pengertian
stagflasi kebijaksanaan-kebijaksanaan alternative
14. Inflasi
15. Fiscal
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Permintaan
Total (Aggregate Demand) dan Penawaran Total
(Aggregate
Supply)
Menurut
para ahli, Pengertian permintaan adalah jumlah
barang/jasa yang diinginkan dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai
tingkat harga dalma jangka waktu tertentu dengan menganggap factor yang
mempengaruhinya konstan/tetap (ceteris paribus).
Sedangkan Permintaan
Total (Aggregate Demand) lebih ditekannya unsure kepentingannya menurut Keynes
dalam rangka menggerakkan perekonomian. Dalam konteks model yang sederhana,
Permintaan Total (Aggregate Demand) di asumsikan terdiri dari tiga komponen,
yaitu:
1. Pengeluaran
oleh konsumen ( C)
2. Pengeluaran
untuk investasi ( I )
3. Pengeluaran
oleh pemerintah ( G )
Selanjutnya John Maynard Keynes
berpendapat bahwa kegiatan konsumsi pada pokoknya dideterminasi (ditetapkan)
oleh pendapatan. Ketika pendapatan bertambah maka konsumsi akan ikut bertambah.
Untuk memperoleh Permintaan Total (Aggregate Demand) maka perlu adanya
penyatuan ketiga komponen di atas berupa gambar berikut :
Sedangkan Penawaran adalah keseluruhan jumlah
barang yang bersedia ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu
tertentu. Jika harga naik, jumlah barang yang ditawarkan bertambah. Begitu juga
ketika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan juga turun atau semakin
sedikit. Atau Menurut JM Keynes atau
model Keynesian Penawaran Total dapat dianggap sebagai hal yang menunjukkan
berbagai macam tingkat out put yang tersedia dan diproduksi oleh sector usaha.
b.
Pendapatan
Keseimbangan (Equilibrum Income)
Contoh
pencapaian pendapatan keseimbangan dapat digambarkan paada gambar di bawah ini
:
Sector
dunia usaha tidak dapat mengantisipasi tingkat pengeluaran (yang diinginkan )
konsumen, investor dan pemerintah seperti yang diperlihatkan dalam permintaan
total. Jika dunia usaha memperkirakan bahwa permintaan total lebih besar
daripada kenyataannya, maka produksi jumlah barang dan jasa akan lebih banyak
meskipun tidak terjual sepenuhnya.
Situasi
demikian dalam gambar dapat kita tunjukkan oleh tingkat pendapatan (tingkat out
put) perekonomian yang bersangkutan sebesar 1800. Lihatlah bahwa dalam kasus
ini pengeluaran yang diinginkan seperti direfleksi oleh garis permintaan total
adalah 1750 pada tingkat output sebesar 1800.
Hasil
situasi demikian yang tidak dapat dihindari adalah bahwa barang-barang dengan
nilai 50 tidak laku terjual yang berarti bahwa persediaan barang-barang
bertambah sebanyak 50. Dunia usaha yang menghadapi pertambahan dalam persediaan
yang tidak dikehendaki pada tahun berikutnya mengurangi produksi, dan mereka
terus mengikuti output atau NNP sampai mereka mencapai titik dimana mereka
dapat menjual segala sesuatu yang diproduksi.
Titik
tersebut dalam gambar kita adalah titik 1600. Hal yang sebaliknya terjadi,
apabila NNP ternyata kurang dari titik perpotongan antara penawaran total dan
permintaan total. Dalam keadaan demikian, orang-orang (termasuk pemerintah)
ingin membeli barang-barang (dan jasa-jasa) dalam jumlah lebih banyak daripada
jumlah yang sedang diproduksi.
Persediaan-persediaan
tanpa sengaja berkurang dan dunia usaha mulai mmeperluas produksi yang
selanjutnya menyebabkan bertambahnya NNP. Maka jelas kiranya bahwa hanya
terdapat sebuah titik saja dimana jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang ingin
dibeli orang-orang persis sama dengan jumlah yang yang diproduksi. Hal tersebut
terjadi pada titik perpotongan antara garis-garis permintaan total dan
penawaran total (titik E = Equilibrium).
NNP
keseimbangan (Equilibrium NNP) dapat mengalami perubahan apabila terjadi
pergeseran posisi pada garis permintaan total.
c.
Pengertian
Suku Bunga
Para Ahli mengartikan Suku bunga
sebagai berikut:
1. Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman.
2. Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku
bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan
suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus
dibayarkan kepada kreditur.
Adapun fungsi suku bunga menurut
Sunariyah (2004:81) adalah :
a) Sebagai daya
tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b) Suku bunga dapat
digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan
permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila
perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sector lain.
c) Pemerintah dapat
memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti,
pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis).
Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan
konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat
bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya
tingkat bunga.
Semakin
tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untukmenabung,dansebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
3. Lipsey, Ragan, dan
Courant (1997 : 99-100)
suku bunga dapat dibedakan menjadi
dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal
adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang
dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang
yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil
adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998)
suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
4. Menurut Nopirin
(1992:176) fungsi
tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.
5. Menurut Ramirez dan Khan
(1999) ada dua
jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi.
Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan
nilai valuta asing yang diduga.
6.
Menurut
Prasetiantono (2000)
mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih
suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang
menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang
tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam
bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya
jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan
jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya
jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk
menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena
tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan
kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi
(perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa
bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku
bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101).
d.
Pengertian
Investasi
1. Menurut Paul A. Samuelson dan
William D. Nordhaus, investasi
adalah pengeluaran yang dilakukan oleh para penanam modal yang menyangkut
penggunaan sumber-sumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi dan
mesin-mesin baru lainnya atau persediaan yang diharapkan akan memberikan
keuntungan dari investasi tersebut.
2. Komarudin (1983) memberikan
pengertian investasi yaitu:
a.
Suatu tindakan membeli barang-barang modal.
b. Pemanfaatan dana yang tersedia
untuk produksi dengan pendapatan dimasa
yang akan datang.
c.
Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan lainnya.
Investasi menghimpun akumulasi modal
dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan
produktif, maka output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa
investasi memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output dan
pendapatan.
Kekuatan ekonomi utama yang
menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh
kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan (Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus,
1993, 183). Faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi di masa
depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang
paling mudah berubah. Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal dilakukan
dalam satu tahun tertentu yang digolongkan sebagai investasi, meliputi
pengeluaran atau pembelanjaan untuk:
a. Seluruh pembelian para pengusaha
atas barang modal dan membelanjakan untuk mendirikan industri-industri.
b. Pengeluaran masyarakat untuk
mendirikan tempat tinggal.
c. pertambahan dalam nilai stok
barang-barang perusahaan yang berupa bahan mentah, barang yang belum diproses
dan barang jadi.
3. Adam smith menyatakan bahwa investasi
dilakukan karena para pemilik modal mengharapkan untung dan harapan masa depan
keuntungan bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan
nyata. Smith yakin keuntungan cenderung menurun dengan adanya kemajuan ekonomi.
Pada waktu laju pemupukan modal meningkat, persaingan yang meningkat antar
pemilik modal akan menaikkan upah dan sebaliknya menurunkan keuntungan.
4. Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi (I) tidak
hanya mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat (Z), tetapi juga terhadap
penawaran agregat (S) melalui pengauhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam
prespektif waktu yang lebih panjang ini. I menambah stok kapital (misalnya,
pabrik-pabrik, jalan-jalan dan sebagainya). Jadi I= K, dimana K adalah
stok kapital dalam masyarakat. Ini berarti pula peningkatan kapasitas produksi
masyarakat dan selanjutnya berarti bergesernya kurva S ke kanan.
e.
Persoalan
suku bunga dan investasi
Suku
bunga merupakan sebuah factor penting yang mendeterminasi (menetapkan) tingkat
(laju) investasi. Apabila suku bunga meningkat, maka dapat diperkirakan tingkat
investasi akan menurun dan hal ini kurang menguntungkan untuk melakukan
investasi. Di samping itu, apabila kredit makin sulit diperoleh, situasi
selanjutnya biasanya diikuti oleh meningkatnya suku bunga, maka investasi
cenderung berkurang. Hal sebaliknya berlaku, jika suku bunga menurun atau
kredit lebih mudah diperoleh.
Dengan
sendirinya, setiap perubahan dalam suku bunga yang mengubah komponen investasi
dalam permintaan total sebaliknya juga akan mengubah tingkat permintaan total.
Jadi,
suatu kenaikan dalam suku bunga cenderung menggeser garis permintaan total ke
bawah dan mengurangi NNP keseimbangan. Sebaliknya, suku bunga lebih rendah
berhubungan dengan garis permintaan total lebih tinggi dan tingkat NNP keseimbangan
lebih tinggi pula.
Perhatikan gambar berikut
ini:
Para
ahli ekonomi menyatakan bahwa terdapat adanya hubungan terbalik antara suku
bunga dan investasi. Dalam hal menggambarkan hubungan demikian, kita mencapai
garis yang menyusur ke bawah.
Pada
tingkat bunga yang relative tinggi i2 tingkat investasi neto
pertahun sama dengan I0. Tetapi pada suku bunga yang lebih rendah
misalnya pada tingkat i1, investasi bertambah hingga I1 dan pada
suku bunga yang lebih rendah lagi i0, investasi bertambah hingga I2.
Jadi, apabila kita memperhatikan uraian yang dikemukakan, maka jelaslah
kiranya bahwa suku bunga besar pengaruhnya atas tingkat NNP keseimbangan.
Rantai sebab akibat dapat
dirangkumkan sebagai berikut :
Gambar berikut menunjukkan : hubungan
antara suku bunga dan permintaan total (lihat gambar XV.4)
Pada
gambar di bawah, terlihat tiga buah garis permintaan total yang berhubungan
dengan ketiga macam tingkat suku bunga serta investasi yang diperlihatkan pada
gambar sebelumnya. Terlihat dalam gambar bahwa permintaan total tertekan pada
tingkat rendah karena tingkat bunga yang tinggi dank arena investasi relative
sedikit. Sewaktu suku bunga menurun, investasi
bertambah dan begitu pula halnya dengan permintaan total. Di samping
itu, pergeseran ke atas pada permintaan total menyebabkan dicapainya tingkat NNP
keseimbangan yang lebih tinggi.
f.
Pengertian
Kurve IS dan Kurva LM
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan
“investasi” dan “tabungan”. Kurva IS menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga
dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk
barang dan jasa. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang meningkatkan
permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan. Perubahan-perubahan
dalam kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa
menggeser kurva IS ke kiri.
Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul
di pasar uang dinyatakan dengan Kurva LM. Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan
terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan.
Karena itu, kurva LM miring ke atas.
g.
Kurva
IS
Para
ahli ekonomi telah berusaha untuk merangkum hubungan antara suku bunga dan NNP
kesimbangan melalui sebuah garis seperti terlihat pada gambar berikut:
Kembali
lagi pada kasus ini kita menjumpai suatu hubungan terbalik antara kedua buah
variable. Pada tingkat-tingkat bunga
tinggi, NNP keseimbangan adalah relative rendah, tetapi sewaktu suku bunga
menurun dan kurva permintaan total bergeser ke atas, maka tingkat NNP
keseimbangan bertambah.
Garis
yang dilukiskan dalam gambar kita biasanya dinyatakan orang sebagai kurva IS.
Namanya dicapai berdasarkan factor bahwa pada setiap tingkat NNP keseimbangan
(perpotongan permintaan total dan penawaran total yang sesuai dengannya)
tingkat tabungan yang diinginkan adalah sama dengan tingkat investasi yang
diinginkan.
Kurva IS merupakan sebuah kurva yang
menyusur ke bawah (terdapat hubungan terbalik antara suku bunga dan NNP
keseimbangan).
Dalam
pembahasan tentang kebijaksanaan fiscal dan moneter slope eksak kurva IS
merupakan sebuah determinan penting bagi kebijaksanan pemerintah guna
mengurangi kesempatan kerja atau inflasi.
Jadi, penting sekali untuk
mengetahui apa yang mendeterminasi slope dari kurva IS. Artinya apakah sebabnya
slope garis tersebut kadang-kadang curam, dan kadang-kadang mendatar? Sebuah
factor penting yang mempengaruhi slope garis IS adalah slope daripada garis
investasi.
Perhatikanlah gambar-gambar
berikut:
Apabila
garis investasi sangat curam (perhatikan gambar A). Maka kurva IS yang
berhubungan dengannya juga akan berposisi sangat curam (gambar B).
Sebuah
garis investasi yang sangat curam merefleksi ide bahwa investasi tidak begitu
peka (responsive) terhadap perubahan-perubahan dalam suku bunga. Misalnya,
menurunnya suku bunga dari i1 hingga i0 tidak banyak menambahkan investasi.
Hasilnya
akan berupa pergeseran yang relative kecil pada garis permintaan total yang
sebaliknya berarti bahwa NNP keseimbangan tidak akan banyak berubah.
Di
lain pihak garis investasi yang relative datar menunjukkan bahwa investasi
berubah dengan jumlah yang relative banyak apabila terjadi sesuatu perubahan
dalam tingkat bunga. Perubahan besar tersebut dalam investasi menyebabkan
terjadinya perubahan yang relative besar dalam permintaan total dan NNP.
h.
Keseimbangan
pada sector moneter
Dalam
hal mengkonstruksi kurva IS, telah ditunjukkan bahwa ada macam-macam tingkat
keseimbangan NNP yang dapat dicapai dalam sector barang dan jasa perekonomian
yang bersangkutan. Akan tetapi kita tidak tahu bagaimana mendeterminasi tingkat
keseimbangan NNP mana akan berlaku pada saat tertentu. Hal tersebut hanya dapat
dilakukan setelah kita mendeterminasi suku bunga keseimbangan.
Guna
menedeterminasi suku bunga keseimbangan, perlu kita mempersoalkan permintaan
akan uang dan penawaran uang. Perhatikanlah pertama-tama permintaan akan uang.
Permintaan
akan uang dapat kita nyatakan sebagai : Jumlah uang yang ingin dipegang orang
pada macam-macam suku bunga. (suku bunga
yang dimaksud di sini adalah suku bunga yang diperoleh dari surat-surat
perniagaan berharga yakni dari saham-saham dan obligasi).
Suku-suku
bunga tersebut merupakan biaya untuk menahan uang karena apabila orang
menyimpan uang sebagai kebalikan daripada menyimpan surat-surat efek, orang
mengkorbankan pendapatan (bunga) yang dapat dicapai dari efek tersebut. Makin
tinggi suku bunga efek makin besar pendapatan (bunga) yang harus dikorbankan
dan makin besarlkah biaya untuk menyimpan uang.
Hubungan antara suku bunga
atas efek dan jumlah uang yang ingin disimpan orang ditunjukkan oleh kurva
permintaan uang.
Dalam
kasus kurva permintaan uang, pendapatan dianggap sebagai sebuah factor penting
yang dapat menggeserkan posisi kurva permintaan. Pada umumnya dapat kita
katakana bahwa apabila pendapatan berupa uang bertambah, orang-orang cenderung
memegang uang lebih banyak.
NNP0
yang tercantum pada kurva permintaan akan uang kita, dimaksudkan untuk
mengingatkan kita bahwakurva tersebut digambarkan untuk tingkat tertentu NNP.
Bila NNP bertambah, maka kurva permintaan akan uang tersebut bergeser ke kanan.
Gambar berikut menunjukkan keseimbangan pada sector moneter:
Suku bungan merupakan
mekanisme untuk menyeimbangkan permintaan akan uang dengan penawaran uang. Hal
yang selanjutnya perlu kita perhatikan adalah : Pergeseran kurva permintaan akan uang yang disebabkan karena adanya sesuatu
perubahan dalam pendapatan atau NNP. Hal tersebut membawa kita pada definisi
kurva LM.
i.
Kurva
LM
Dalam
kasus ini kita akan memilih berbagai macam tingkat NNP keseimbangan guna
mencapau sesuatu. Seri tingkat keseimbangan suku bunga seperti yang dideterminasi
pada sector moneter perekonomian yang bersangkutan. Dalam rangka usaha
mengkonstruksi hubungan tersebut akan kita asumsikan adanya penawaran uang yang
konstan (yang tidak dapat bergeser posisi).
Perhatikanlah
gambar di bawah ini:
Pada tingkat NNP yang relative rendah seperti
misalnya NNP0 :
permintaan akan uang sedikit seperti ditunjukkan oleh D0 dan
akibatnya adalah suku bunga keseimbangan akan rendah. Apabila kita memilih
tingkat –tingkat NNP lebih tinggi yang ditunjukkan oleh NNP1 dan NNP2
maka permintaan akan uang bertambah dari D1 dan D2 dan
suku bunga yang timbul oleh karenanya masing-masing meningkat hingga i1
dan i2. Apabila kita mencantumkan tingkat bunga keseimbangan pada
sumbu vertical yang berhadapan dengan tingkat-tingkat NNP yang berhubungan
dengannya maka kita memperoleh sebuah garisyang menysusur ke atas seperti
ditinjukkan pada gambar B. garis ini biasanya dinamakan Kurva LM. Istilah tersebut digunakan karena setiap titik pada kurva
tersebut mewakili sebuah keseimbangan antara permintaan akan uang (kadang-kadang dinamakan kurva : preferensi
likuiditas atau disingkat L) dan jumlah uang (disingkat M).
Halk yang perlu kita ketahui
mengenai kurva LM adalah :
Kurva LM menunjukkan sejumlah tingkat-tingkat
bunga keseimbangan untuk banyak tingkat NNP keseimbangan.sifat menyusur ke atas
(upward sloping) garis LM mencerminkan pandangan bahwa tingkat-tingkat NNP yang
lebih tinggi menyebabkan timbulnya suku bunga lebih tinggi dengan asumsi bahwa
persediaan uang adalah konstan.
Kurva LM sifatnya menyusur ke atas. Slope dari kurva LM
sangat tergantung pada slope kurva permintaan akan uang. Slope permintaan akan
uang mencerminkan berapa banyak orang mengubah jumlah uang yang dingin mereka
pegang sebagai reaksi terhadap sesuatu perubahan dalam suku bunga. Apabila
kurva permintaan akan uang berposisi curam maka sesuatu perubahan dalam suku
bunga tidak akan banyak menimbulkan perubahan pada sumbu horiziontal.
Hal tersebut berarti bahwa orang-orang tidak
banyak mengubah jumlah uang yang ingin mereka pegang. Sebaliknya, sebuahkurva
permintaan akan uang yang mendatar berarti bahwa sesuatu perubahan dalam suku
bunga mengakibatkan sesuatu perubahan yang relative besar dalam jumlah uang
yang dipegang untuk tingkat NNP tertentu.
j.
Hubungan
Slope permintaan akan uang dan slope kurva LM
k.
Rangkuman tentang kurva IS dan Kurva LM
Kurve IS dicapai dengan jalan memilih suku bunga alternatef dan kemudian
diobservasi apa yang terjadi pada NNP keseimbangan.
Ternyata bahwa dengan suku bunga lebih rendah, investasi bertambah yang
menyebabkan NNP keseimbangan menjadi lebih tinggi.
Hubungan antara suku bunga dan tingkat keseimbangan NNP yang
timbul olehnya dirangkumkan oleh Kurve IS. Kurve IS menyusur ke bawah disebabkan
oleh karena suku bunga lebih rendah berkaitan dengan tingkat-tingkat NNP
keseimbangan-keseimbangan yang lebih tinggi. Slope daripada Kurve IS tergantung
pula dari pada reaksi investasi atas perubahan-perubahan dalam suku bunga.
Kurve LM dicapai dengan jalan memilih tingkat-tingkat NNP alternative
dan kemudian diobservasi apa yang terjadi atas suku bunga keseimbangan di dalam
perekonomian yang bersangkutan. Pada tingkat-tingkat NNP lebih tinggi,
permintaan akan uang bertambah yang mengakibatkan menjadi lebih tinggi.
Hubungan
antara tingkat NNP dan suku bunga dirangkumkan oleh kurve LM.
Kurve LM menyusur ke atas oleh karena tingkat-tingkat NNP lebih tinggi
menyebabkan suku bunga keseimbangan menjadi lebih tinggi, ingat pula bahwa
slope dari Kurve LM tergantung pada reaksi permintaan akan uang terhadap perubahan
dalam suku bunga.
l.
Keseimbangan
secara menyeluruh (Overall Equilibrium)
Perhatikan
gambar berikut :
Kita mengetahui bahwa terdapat bnyak tingkat NNP
keseimbangan seperti halnya Ditunjukan oleh kurve IS dan ada pula banyak tingkat
suku bunga seperti halnya ditunjukan oleh kurve LM. Masalah yang di hadapi
adalah mana diantara banyak NNp keseimbangan yang ada dan tingkat -tingkat
bunga sebenarnya akan berlaku. Hanya satu saja diantara sekian banyak NNp
keseimbangan dan tingkat – tingkat bunga yang menimbulkan suatu keseimbangan
secara menyeluruh.
Mungkin , cara terbaik untuk
mengerti pengertian “Overall Equilibrium” adalah mencari dengan sengaja,
sesuatu situasi yang tidak menunjukan “Overall Equilibrium” dan kemudian diperhatikan
apa yang akan terjadi.
Katakanlah bahwa NNP tersebut yang
terlihat pada kurve IS adalah sebesar $ 800 biljun. Tetapi, apabilannp hanya
sebesar $ 800 biljun maka tingkat bunga keseimbangan pada sektor moneter adalah
sebesar 6% (lihat kurve LM). Dengan perkataan lain apabila tingkat NNP adalah
sebesar $ 800 biljun makapermintaan akan uang dan penawaran uangmenyebabkan
terbentuknya tingkat bunga keseimbangan setinggi 6% maka dengan demikian
terlihat bahwa pada tingkat bunga sebenarnya setinggi 12 persen jumlah uang
yang di tawarkan melebihi jumlah uang yang di minta. Akibatnya adalah orang - orang akan mencoba meniadakan “uang lebih”
melalui usaha membeli surat surat efek.
Sewaktu harga efek meningkat, maka
tingkat bunga menurun . Pada waktu suku bunga mulai menurun, maka tingkat
invrstasi meningkat dan menyebabkan NNP keseimbangan meningkat pada pasar
barang” dan jasa -jasa.
NNP masih terlampau sedikit untuk
menimbulkan tingkat bunga sebesar 10% pada pasar uang . Maka suku bunga masih
agak menurun. Ia terus-menerus turun, sampai NNP keseimbangan dalam model kita
bertambah cukup banyak hingga menyebabkan permintaan akan uang bertambah sampai
tingkat bunga keseimbangan pada pasar uang persis sama dengan tingkat bunga
yang menentukan NNP keseimbangan.
Dalam
contoh kita, tingkat yang di maksudkan adalah 8%.
m.
Pergeseran
pada kurva IS
Perlu kita ingat kembal I pada kurve IS di capai dari
diagram permintaan total – penawaran total – sewaktu suku bunga menurun,
investasi bertambah dan permintaan total meningkat yang menyebabkan NNP
keseimbangan mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Sesuatu pergeseran (shift) pada
kurve IS akan terjadi,apabila terdapat suatu pergeseran pada salah satu (atau
lebih) di antara 3 komponen permintaan total (yakni konsumsi, investasi , dan pengeluaran Pemerintah) yang
tidak berhubungan dengan perubahan dalam suku bunga.
Perhatikan
gambar berikut :
Menggambarkan ! efek suatu pertambahan dalam pendapatan
total pada kurve IS
Dalam gambar, pengeluaran Pemerintah
bertambah hal mana menyebabkan permintaan total pergeseran ke atas yang
mengakibatkan NNP keseimbangan meningkat dari NNP 0 ke NNP1.
Bagaimanakah pergeseran dalam permintaan total tersebut
mempengaruhi kurve IS ? Ingatkah bahwa suku bunga di pegang konstan pada
tingkat i0.
Pada suku bunga I 0, tingkat NNP
pada diagram kurve IS harus meningkat dari NNP 0 ke NNP 1 maka oleh karenanya
dapat kita menarik kesimpulan bahwa kurve IS baru,harus berada pada bagian
kanan kurve IS yang semula.
n.
Pergeseran
pada kurva LM
Kurva LM akan bergeser bila permintaan
dan atau penawaran uang berubah.
Jika ada penambahan jumlah uang
beredar dan permintaan uang bertambah maka kurva LM akan bergeser ke kanan
(dari L Moke LM1). Begitu pula sebaliknya jika jumlah uang beredar dan permintaan
uang berkurang maka kurva LM akan bergeser ke kiri.
Pada tingkat-tingkat
NNP lebih tinggi permintaan uang bertambah besar, dan akibatnya adalah tingkat
bunga keseimbangan meningkat sewaktu NNP bertambah (dengan mengamsumsi bahwa persediaan
uang adalah “Fixed”).
Kurva
LM Menunjukan hubungan antara berbagai tingkat NNP dan tingkat-tingkat suku bunga
keseimbangan yang berhubungan denganya.
o.
Kurva
Phillips
A.W
PHILLIPS seorang ekonom yang berasal dari London, melakukan pengamatan
pada kondisi perekonomian di inggris terutama mengenai upah pekerja dan tingkat
pengangguran di inggris antara tahun, berdasarkan pengamatan tersebut, Phillips
menemukan kenyataan bahwa perubahan tingkat upah akan berbanding terbalik dengan
perubahan tingkat pengangguran. Semakin tinggi upah maka pengangguran akan menjadi
semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah upah maka pengangguran juga akan semakin
bertambah.
Pada
tahun-tahun belakangan ini pembahasan telah berpusat pada hubungan antara pengangguran
dan inflasi. Dengan jalan menghadapkan tingkat pengangguran tahunan rata-rata setiap
tahun dengan laju inflansi tahunan, tahun yang bersangkutan maka akan kita peroleh
sebuah kurve lengkung yang menyusur kebawah yang dikenal orang sebagai kurve dari
PHILLIPS (The PHILLIPS Curve).
Perhatikan gambar berikut ini:
Keterangan :
Marilah
kita mulai dengan sebuah titik (a) pada kurva jangka pendek Co. Apabila laju inflasi
secara tak terduga-duga meningkat dari 4
hingga 6% , maka pengangguran berkurang dari 4,5 menjadi 3,5%, titik b pada akurve
jangka pendek Co. Tetapi apabila orang-orang menduga bahwa akan terjadi laju inflasi
6% pada masa yang akan datang, maka kurve Phillips jangka pendekakan bergeser posisi
ke C1.
Kurve-kurve
jangka pendek yang progresif lebih tinggi berhubungan dengan laju inflasi yang
diperkirakan lebih tinggi secara progresif.Andai kata laju inflasi berlangsung dengan
6% per tahun, maka tingkat pengangguran akan kembali pada tingkat 4,5% sewaktu upah
berupa uang menyusul kenaikan dalam harga-harga.
Andai
kata sekonyong-konyong inflasi melaju hingga 8% per tahun, maka perekonomian
yang bersangkutan akan bergeser ke atas melalui kurve C1 untuk kembali lagi mencapai
suatu tingkat pengangguran sebesar 3,5% (titik d)
Tetapi,
kembali lagi harapan-harapan berubah dan upah berupa uang menyusul dan tingkat pengangguran
meningkat hingga 4,5% (titik e) . Maka perekonomian yang bersangkutan makin
lama makin “didongkrak” hingga tingkat laju inflasi yang makin tinggi tanpa terjadinya
pengurangan secara mantap dalam jumlah pengangguran.
Pada
kurva Phillips bukan Tradeoff yang sudah tetap, saat tingkat inersia dan inflasi
berubah, kurva Phillips juga berubah.Edmund Phelps dan Milton Friedman kemudian
melakukan modifikasi pada teori kurva Phillips dan menemukan bahwa kurva
Phillips hanya menggambarkan situasi jangka pendek.Pada kondisi jangka panjang,
terdapat tingkat pengangguran minimum pada inflasi yang tetap. Hal ini disebut sebagai
tingkat pengangguran wajar terendah(lowest sustainable unemployment rate/LSUR)
beberapa pakar ekonomi menyebutkan sebagai tingkat pengangguran alami
LSUR
adalah suatu tingkat dimana naik turunya
harga dan inflasi upah pada titik setimbang. Pada LSUR, inflasi stabil, tanpa adanya
tendensi yang menunjukan peningkatan atau penurunan LSUR merupakan tingkatan terendah
yang dapat terjadi dalam jangka panjang tanpa adanya kenaikan pada inflasi.
p.
Stagflasi
kebijaksanaan-kebijaksanaan alternative dan saran-saran
1.
Pengantar
Sejak
tahun tujuh puluhan, banyak ahli-ahli ekonomi dan pemimpin-pemimpin politik
telah menemukan hal-hal mencemaskan pada perekonomian Amerika Serikat.
Diantara
hal-hal tersebut dapat dikemukakan:
-
Upaya untuk
memperketat kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan fiskal untuk mengurangi
inflasi dapat menyebabkan meningkatnya pengangguran tanpa diakhirinya inflasi.
-
Upaya untuk
memperlunak kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan fiskal guna memperbesar
kesempatan kerja dapat menyebabkan timbulnya inflasi (dipercepatnya inflasi)
tanpa meningkatnya kesempatan kerja.
2. Pengertian stagflasi.
Stagflasi merupakan kombinasi antara
dua istilah yaitu “Stagnasi” dan “
Inflasi”. Stagflasi sendiri memiliki pengertian suatu kondisi suatu
perekonomian mengalami inflasi dan stagnasi dalam waktu yang bersamaan.
Inflasi adalah suatu keadaan di mana
harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu
yang lama terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari
waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang
cukup lama.
Stagnasi adalah suatu keadaan di
mana tingkat pertumbuhan ekonomi adalah sekitar 0% per tahun.
3.
Kurve-kurve
Philips
Banyak ahli ekonomi berpendapat bahwa oleh
karena inflasi dan pengangguran dapat timbul pada saat yang bersamaan, maka
kiranya ada hubungan antara kedua hal tersebut.
Andaikan hal tersebut benar, maka hubungan
demikian dapat dinyatakan dengan bantuan sebuah kurve philips. Ide tersebut
berasal dari seorang ekonomi Inggris yang bernama A. W. Philips
Hubungan yang dimaksud ditunjukkan pada
gambar-gambar berikut.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa andai kata
benar-benar ada sebuah kurva philips, maka hanya ada satu kurva demikian bagi
sesuatu perekonomian pada waktu tertentu.
Keterangan
gambar ( a ) terlihat sebuah kurva konvensional.
Pada setiap kurve, dapat dicapai penurunan
dalam tingkat pengangguran melalui kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan
fiskal yang bersifat ekspansioner. Hal
tersebut menyebabkan permintaan total (agregate demand) meningkat,
akibatnya adalah bahwa lebih banyak kesempatan kerja terbentuk tetapi laju
inflansi turut pula meingkat. Tipe kurve philips “ tradisional “ ini pada
umumnya ditolak karena baik pengangguran maupun laju inflansi kerapkali
meningkat secara simultan.
Keterangan:
Kurve L yang dimodivikasi
Pada bagian kiri bawah kurve tersebut (
maksudnya: segmen “ trade-of” ) suatu penurunan dalam tingkat pengangguran
dapat dicapai tetapi dengan pengorbanan berupa meningkatnya laju inflasi.
Akan tetapi, pada tingkat pengangguran
kritikal tertentu yang dinamakan tingkat pengangguran alamiah ( The Natural Unemployment Rate ) kurve
Philips menjadi Vertikal.
Dalam kondisi demikian, ekspansi fiskal –
moeter lebih lanjut hanya akan menyebabkan laju inflasi meningkat, tanpa
terjadi penurunan dalam tingkat pengangguran.
Catatan
:
Tingkat
pengangguran alamiah dewasa ini berkisar sekitar 5 dan 6%.
Kurve
Konvensioal
Gambar ( a ) menunjukan sebuah kurve Philips
konvensional, yaitu sebuah tipe yang dianggap berlaku beberapa dekade yang
lampau.
Masing-masing
titik pada kurve tertentu, seperti misalnya kurve 1, menunjukan suatu kombinasi
spesifik berupa pengangguran dan inflasi .
Titik yang diberi tanda “A” misalnya
berkaitan dengan tingkat pengangguran sebesar 4% dan laju inflasi sebesar 5%. Apakah
kiranya akan terjadi, apabila timbul sebuah pengangguran dari kurve 1 ke kurve
?
Perhatikan
misalnya titik B pada kurve no. 2. Titik tersebut menunjukkan 4% pengangguran
seperti pada titik A, tetapi laju inflasi disana lebih tinggi, yakni 9%.
Titik
C menunjukkan laju inflasi yang sama ( 5% ) seperti pada titik A, tetapi disini
tingkat pengangguran = 7%.
Setiap
titik pada kurve no. 2 antara titik B dan titik C menunjukkan tingkat
pengangguran dan laju inflasi lebih tinggi dibandingkan dengan titik A pada
kurve no. 1.
Kesimpulan
sementara :
Kurve-kurve yang letaknya lebih rendah, lebih
baik dibandingkan dengan kurve-kurve yang letaknya lebih tinggi bagi
perekonomia yang bersangkutan.
Perhatikan
selanjutnya pernyataan berikut :
Sebuah kurve philips menunjukan sesuatu
Trade-off antara pengangguran dan inflasi. Setiap titik pada kurve tersebut
menunjukkan kombinasi pengangguran dan inflasi yang berbeda-beda.
Suatu gerakan ( ingat istilah : Shift along
the Curve ) menunjukkan suatu pengangguran pada salah satu variabel yang telah
disebut dan suatu pertambahan pada variabel yang kedua.
Apabila kurve philips konvensional
benar-benar ada, maka ia dapat memberikan suatu menu pilihan antara
pengangguran dan inflasi bagi para pembuat kebijaksanaan ( Policy Makers )
apabila variabel yang satu bertambah, maka variabel kedua akan berkurang.
Pokok
persoalan disini adalah :
Pilihan kebijaksanaan moneter dan
kebijaksanaan fiskal yang diperlukan guna mencapai imbalan yang diperlukan.
Kurve
“L” yang dimodifikasi : Tingkat pengangguran alamiah
Muncul dugaan bahwa kurve baru memiliki
bentuk yang menyerupai sebuah huruf “L”. Kurve philips yang dimodifikasi yang
berbentu huruf “L” menunjukkan adanya “Trade-Off” terbatas antara pengangguran
dan inflasi.
Pada segmen kanan bawah kurve tersebut
pengeluaran negara yang meningkat melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter akan
menyegarkan meningkatnya permintaan total ( Aggregate Demand ) dan akibatnya
adalah bahwa laju inflasi turut meningkat.
minimal yang tidak mungkin diubah!
Ia
dapat diturunkan dengan jalan :
·
Memperbaiki pasar
tenaga kerja;
·
Melalui “
job-Training” ;
Meniadakan diskriminasi dalam hal rekruting
tenaga kerja dan sebagainya, tetapi bukanlah melalui :
Kebijaksanaan
fiskal dan kebijaksanaan moneter yang bersifat Over Ekspansioner.
Kurve-kurve
akselerasi “ Jalur-jalur” Jangka pendek
– Sebuah Pandangan Moneteris.
Kebanyakan
moneteris beranggapan bahwa kurva Philips merupakan sebuah garis vertikal pada
tingkat pegangguran alamiah.
Garis
ACE didalam gambar kita ( gambar a) merupakan sebuah contohkurve Philips yang
vertika. Garis-garis terputus sepeti misalnya garis ABC merupakan garis-garis
akselerasi.
Merka
menunjukkan jalur pengangguran – inflasi ( yang ditunjukkan oleh tanda-tanda
panah )yang mungkin diikuti oleh perekonomian yang bersangkutan sebagai reaksi
atas stimulasi Fiskal-Moneter.
Gambar
a
Pertambahan dalam pengeluaran negara untuk
sementara waktu dapat mengurangi pengangguran sewaktu perekonomian yang
bersangkutan bergerak dari posisi keseimbangan inisialnya yang diasumsi pada
titik A melalui jalur yang ada ke titk B.
Tetapi, sewaktu inflasi berakselerasi
ketidakpastian makin menghebat.
Akibatnya adalah bahwa investasi dunia usaha
berkurang, tingkat pengangguran meningkat, dan perekonomian yang bersangkutan
bergerak ke keseimbangan baru pada titik C.
Stimulasi Fiskal – Moneter yang diperbaharui
dapat mendorong perekonomian yang bersangkutan ke dalam sebuah siklus baru
melalui jalur CDE.
Perhatikan pula pada setiap posisi
keseimbangan baru ( titik C dan E ) menunjukkan tingkat pengangguran alamiah
yang sama hal mana disertai laju inflasi yang makin tinggi.
Gambar
b
Apabila perekonomian yang bersangkutan berada
pada ttitik C maka ia dapat kembali ke titik A melalui jalur CFA. Hal tersebut
akan terjadi, apabila pemerintah mengikuti stimulasi fiskal – moneternya hingga
mengakibatkan permintaan total berkurang relatif dibandingkan dengan supply
total.
Tingkat pengangguran akan meningkat sampai
dicapai titik F, da kemudian ia menurun sewaktu laju inflasi terus menurun.
Ekspektasi – ekspektasi
Rasional ( What you Foresee is what you get )
John Hicks, seorang pemenang hadiah Nobel
mengetahui bahwa ilmu ekonomi pada dasarnya berkaitan dengan upay : “
memprediksi prilaku manusia”
Maka
oleh karenanya, apabila para penyusun kebijaksanaan negara berupaya untuk menstabilisasi
perekonomian yang bersangkutan maka mereka harus memprediksi “ bagaimana
orang-orang akan beraksi”.
Tetapi kiranya hal tersebut tidak mungkin
dilakukan menurut sebuah teori yang kontroversial yang dinamakan” Teori tentang
ekspektasi –ekspektasi Rasioal” ( Rational Expectatios).
Teori tersebut menyatakan bahwa orang-orang
membentuk ekspektasi tentang kebijaksaaan fiskal da kebijaksanaan moneter pemerintah dan kemudian mereka
memasukkan ekspetasi-ekspetasi tersebut kedalam keputusan – keputusan ekonomi
mereka.
Mengatasi “ Stagflation” melalui pasar.
Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa semua kebijaksanaan anti-stagflasi dapat di
klasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:
1. Kebijaksanaan
melalui pasar
2. Kebijaksanaan
tidak melalui pasar.
Penurunan Pajak : Kurve
Laffer
Diagram
kita yang dinamakan sebuah “ Laffer Curve” menunjukka suatu hubungan antara
hasil pajak dan tingkat pajak ( The Tax Rate)
Hubunganya adalah demikia
rupa, hingga apabila tingkat pajak meningkat dari 0 sampai 100% maka pendapatan
negara dari pemajakkan akan meningkat dari nol samapi tingkat maksimum tertentu
dan kemudian ia akan menyusul hingga nol
Tigkat pajak optimum yakni tingkat pajak yang
menghasilkan pendapatan pajak terbesar akan berada diantara kedua ekstrim
.Salah satu sifat penting kurve tersebut adalah bahwa ia mencakup sebuah bidang
normal ( Normal Range ) da suatu bidang terlarang ( A Prohibitive Range ).
“The Wedge” dan tingkat
pajak marjinal
Mereka yang pro penurunan pajak sebagai alat
untuk mengatasi masalah stagflation beranggapa bahwa perekonomian yang
bersangkutan sedang berada dalam bidang terlarang ( Prohibitive Range ).
Pengalaman beberapa dekade yang lampau
menunjukkan bahwa pemerintah kiranya tidak akan mengurangi pengurangan untuk
periode yang agak lama.
Maka oleh karenanya, penurunan pajak kiranya
akan mempercepat laju inflasi daripada menguranginya.
Sehubungan
dengan itu diperlukan sebuah program yang mencakup lebih banyak hal daripada
penurunan pajak saja.
Sebuah
langkah penting dalam rangka menstabilisasi perekonomian adalah:
·
Mengurangi pajak dan
·
Mengurangi
pengeluaran negara.
Sesuatu
penurunan pajak harus merupakan bagian dari sebuah program budgeter yang
ditunjukkan untuk mengurangi defisit secara gradual dalam jangka waktu beberapa
tahun.
Apabila
hal tersebut tidak terlaksana maka muncul pemikira bahwa penurunan pajak itu
pada hakekatnya berarti jamuan gratis tanpa kita perlu mengorbankan sesuatu.
Akibatnya
berupa:
·
Kegagalan
kebijaksanaan dan
·
Ketidakpuasan pada
akhirnya.
Imbalan
dan Hukuman : TIP
Dosis
kuat pengeluaran negara yang diberikan oleh doktor-doktor Keynesian guna
mengatasi resesi kiranya akan menyebabkan bahwa pasien yang bersangkutan
menderita peyakit iflasi tinggi.
Pertambahan
lambat, tetapi mantap yang dianjurka oleh para tabib monetaris dapat
menyebabkan timbulnya kasus kemacetan
yang berlebihan dan tindakan drastis berupa operasi dalam bentuk pengendalian
pemerintah secara ketat atas upah dan harga-harga diaggap kurang sesuai degan
sistem demokratis.
Bagaimana
cara kerja TIP
TIP
didasarkan atas asumsi bahwa kenaikan harga sangat dipengaruhi oleh kenaikan
upah. Maka oleh karenanya, dengan jalan membatasi keaikan upah dapat dikurangi
tekanan ke atas harga-harga.Guna
mengimplementasi ide tersebut, TIP menetapkan suatu patokan tahunan untuk
kenaikan upah.
q.
Fiskal
dan Moneter
Pengantar
Dalam
sejarah yang baru lampau ( di AS dan sejumlah negara lain) terlihat adanya dua
cara pedekatan kebijaksanaan yakni kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan
fiskal yang telah digunaka sebagai landasan untuk mengimplementasi
tindaka-tindakan pemerintah yang ditujuka untuk mencapai sasaran
Efisiensi konomi
Stabilitas
Pertumbuhan
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Permintaan
Total (Aggregate Demand) lebih ditekannya unsur kepentingannya menurut Keynes
dalam rangka menggerakkan perekonomian. Dalam konteks model yang sederhana,
Permintaan Total (Aggregate Demand) di asumsikan terdiri dari tiga komponen,
yaitu: Pengeluaran oleh konsumen ( C), Pengeluaran untuk investasi ( I ), Pengeluaran oleh pemerintah ( G ). Selanjutnya
John
Maynard Keynes berpendapat bahwa kegiatan konsumsi pada pokoknya
dideterminasi (ditetapkan) oleh pendapatan. Ketika pendapatan bertambah maka
konsumsi akan ikut bertambah.
Sedangkan Penawaran adalah keseluruhan jumlah
barang yang bersedia ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu
tertentu. Jika harga naik, jumlah barang yang ditawarkan bertambah. Begitu juga
ketika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan juga turun atau semakin
sedikit. Atau Menurut JM Keynes atau
model Keynesian Penawaran Total dapat dianggap sebagai hal yang menunjukkan
berbagai macam tingkat out put yang tersedia dan diproduksi oleh sector usaha.
Sector
dunia usaha tidak dapat mengantisipasi tingkat pengeluaran (yang diinginkan )
konsumen, investor dan pemerintah seperti yang diperlihatkan dalam permintaan
total. Jika dunia usaha memperkirakan bahwa permintaan total lebih besar
daripada kenyataannya, maka produksi jumlah barang dan jasa akan lebih banyak
meskipun tidak terjual sepenuhnya.
Persediaan-persediaan
tanpa sengaja berkurang dan dunia usaha mulai mmeperluas produksi yang
selanjutnya menyebabkan bertambahnya NNP. Maka jelas kiranya bahwa hanya
terdapat sebuah titik saja dimana jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang ingin
dibeli orang-orang persis sama dengan jumlah yang yang diproduksi. Hal tersebut
terjadi pada titik perpotongan antara garis-garis permintaan total dan
penawaran total (titik E = Equilibrium). NNP keseimbangan (Equilibrium NNP)
dapat mengalami perubahan apabila terjadi pergeseran posisi pada garis
permintaan total.
Suku
bunga merupakan sebuah factor penting yang mendeterminasi (menetapkan) tingkat
(laju) investasi. Apabila suku bunga meningkat, maka dapat diperkirakan tingkat
investasi akan menurun dan hal ini kurang menguntungkan untuk melakukan
investasi. Di samping itu, apabila kredit makin sulit diperoleh, situasi
selanjutnya biasanya diikuti oleh meningkatnya suku bunga, maka investasi
cenderung berkurang. Hal sebaliknya berlaku, jika suku bunga menurun atau
kredit lebih mudah diperoleh.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan
tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga
menyatakan “investasi” dan “tabungan”. Kurva IS menunjukkan kombinasi dari
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam
pasar untuk barang dan jasa. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan.
Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap
barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri.
Hubungan
antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang
dinyatakan dengan Kurva LM. Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan
terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga
keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
Stagnasi adalah suatu keadaan di
mana tingkat pertumbuhan ekonomi adalah sekitar 0% per tahun.
b.
Saran-saran
Makalah
yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap
pembaca terutama Ibu Dosen dapat memberikan kritik dan saran konstruktif kepada
kami untuk perbaikan makalah agar lebih bagus lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Winardi,Prof,
SE, Pengantar Ilmu Ekonomi: Penerbit Tarsito, Bandung, 2000.
Nurul Huda, Keseimbangan
IS-LM Dengan Pendekatan Ekonoomi
Islam, 2007.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html.
http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/05/teori-inflasi.html.
itu gambar gak bisa di perbaiki mohon di benarkan postingan nya
BalasHapus